WARTAMADURA.COM – Jenazah politikus Partai Gerindra Mohammad Nizar Zahro yang meninggal dunia saat tidur di rumahnya di Sidotopo, Surabaya, Minggu (19/1/2020) pada Senin (20/1/2020) dikebumikan di pemakaman Sunan Cendana Kwanyar, Bangkalan, Jawa Timur.
“Almarhun dikebumikan di pemakaman Sunan Cendana, karena yang bersangkutan masih tergolong keluarga besar Sunan Cendana,” kata pengurus Partai Gerindra Bangkalan yang juga famili almarhum, Haji Mujiburrahman.
Sunan Cendana atau Syaikh Zainal Abidin merupakan murid Sunan Ampel Surabaya. Ia mendapat perintah dari Sunan Ampel untuk menyebarkan ajaran Islam di wilayah Madura hingga akhir. [Baca Juga: Kisah Sunan Cendana di Kwanyar Bangkalan]
Nizar Zahro tutup usia di umur 45 tahun 5 bulan. Almarhum lahir 18 Agustus 1974 di Desa Pesanggrahan, Kwanyar, Bangkalan. Ia meninggal dunia di rumahnya di Sidotopo Surabaya, Ahad (19/1) pukul 17.30 WIB.
Almarhum meninggalkan 3 putri, yaitu Sinta (kuliah) di Unair, Reza ada di Pesantren Lirboyo, dan yang bungsu Tiara, masih duduk di bangku SMP di Jakarta.
Sementara, sejak Minggu (19/1) malam, banyak tokoh masyarakat, tokoh agama, kepala desa dan politisi yang bertakziah ke rumah duka di Desa Pesanggrahan, Kwanyar, Bangkalan. [Baca Juga: Pemerkosa Gadis Bangkalan Menyerahkan Diri ke Polisi]
Menurut keluarga almarhum, almarhum mengaku terasa sakit kepala dan sempat minum obat sakit kepala dengan air putih. Namun, ketika dibangunkan oleh putrinya, Sinta untuk sholat Ashar, ternyata Nizar sudah tidak bernyawa.
Almarhum memulai meniti karir politiknya dari tingkat desa, dengan menjabat sebagai kepala desa di Desa Pesanggrahan, Kecamatan Kwanyar, Bangkalan.
Pada tahun 2013 ia mendaftar sebagai calon anggota DPR RI dari Partai Gerindra untuk periode 2014-2019. Ia tertarik menjadi wakil rakyat dengan alasan agar kesejahteraan masyarakat di daerah pemilihannya bisa meningkat.[Baca Juga: Warga Sumenep Buta Huruf Mencapai 57.850 Orang]
Semangat untuk mengaktualisasikan yang pernah dilakukan dirinya selama menjabat sebagai Kepala Desa Pesanggrahan memotivasi Nizar untuk berkiprah dalam dunia politik praktis.
Kala itu, Nizar mendapatkan nomor urut 2 dari 8 calon legislatif yang bersaing memperebutkan dukungan masyarakat dari empat kabupaten di Pulau Madura (Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep).
Nizar berhasil menjadi anggota DPR-RI periode 2014-2019 dari Partai Gerindra setelah memperoleh dukungan 159.006 suara untuk Daerah Pemilihan (dapil) XI Madura. [Baca Juga: HMI Kecam Tingginya Buta Aksara di Pamekasan]
Pada pemilu legislatif 2019, ia kembali mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI. Namun, karena dukungan suaranya kalah dari pesaingnya Imron Amin dari dapil yang sama, ia gagal menduduki kursi wakil rakyat di DPR RI.
Imron Amin mampu meraih dukungan 234.543 suara, sedangkan Nizar terpaut jauh dibawahnya. [Baca Juga: Dua Warga Madura Terlibat Carok]
Langkah politik Nizar Zahro yang memperjuangkan kesejahteraan masyarakat melalui jalur politik berjenjang ini, menginspirasi para aparat desa lainya di Pulau Madura.
Pasca itu, banyak mantan kepala desa di kabupaten seperti Pamekasan, Sampang, Sumenep yang ikut terjun ke dunia politik.
“Mantan kades di Pamekasan banyak yang terjun di dunia politik, juga karena terinspirasi mas Nizar,” kata anggota DPRD Pamekasan dari Partai Gerindra, Munaji Santoso. (WM-0234)
Baca Juga Berita Lainnya:
- Warisan Budaya Dunia dari Indonesia Dibakar di Madura
- Media Officer Madura United Dipukul LSM di Kantor Dewan
- Protes Pembakaran Warisan Budaya Dunia di Madura Terus Berlanjut
- Menelusuri Rekam Jejak Pembakar Batik Tulis Pamekasan
- Sebagian Aktivis Antikorupsi Madura Menjadi Pelaku Korupsi
- Wanita Madura Jadi Pengedar Narkoba Ditangkap Polres Sampang
- Wanita Madura Ditangkap Polisi Karena Terlibat Perdagangan Orang
- Satu Keluarga di Sampang Madura Jadi Pengedar Narkoba
Baca Juga Artikel Lainnya: